Hati-hati, Buah dan Sayuran Berbiji Sebabkan Penyakit Batu Empedu?, Dokter Ahli Beber Fakta Ini

Hati-hati, Buah dan Sayuran Berbiji Sebabkan Penyakit Batu Empedu?, Dokter Ahli Beber Fakta Ini

ADA banyak pandangan di masyarakat bahwa mengonsumsi buah-buahan berbiji seperti jambu biji, cabai, tomat dalam jangka panjang bisa memicu penyakit batu empedu. Itu sebabnya ketika mengonsumsi buah-buahan tersebut bijinya sengaja dibuang agar tidak menimbulkan efek jangka panjang. Lantas benarkah anggapan tersebut? Menurut dr. Hardianto Setiawan, Sp.PD-KGEH anggapan tersebut salah besar. Mengonsumsi buah-buahan berbiji malah bagus untuk pencernaan karena mengandung serat tinggi. Buah-buahan berbiji juga tidak akan menyebabkan penyakit batu empedu. “Namun, buah-buahan berbiji ini bisa menimbulkan kelainan pada usus seperti peradangan atau usus buntu,â€ kata Dokter Hardianto dalam grand launching Pusat Pelayanan Terpadu Siloam Digestive Center secara daring, Sabtu (23/10). Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi Siloam Hospitals Kebon Jeruk ini menambahkan penyakit batu empedu dipicu oleh konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan tinggi kalori tanpa diimbangi olahraga teratur sehingga pembakarannya kurang. Akibatnya sulit buang air besar. “Orang yang sulit buang air besar salah satunya karena efek dari batu empedu,â€ ucapnya. Dokter Hardianto menjelaskan penyakit batu empedu merupakan gangguan pencernaan yang kerap ditemukan, tetapi sering tidak disadari. Penyakit ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami sakit perut mendadak akibat adanya batu di dalam kantong empedu. Penyakit batu empedu bisa dijumpai pada pria dan wanita. Namun, umumnya wanita lebih banyak mengalami daripada pria, terutama pada usia lebih dari 40 tahun. Penyakit batu empedu perlu ditangani dengan cepat dan tepat. Jika tidak, kondisi batu empedu bisa memicu terjadinya sejumlah komplikasi serius yang berbahaya. “Dalam kasus yang parah, batu empedu bisa mengancam jiwa karena bisa menyebabkan pankreatitis atau kanker kantong empedu,â€ ujar Dokter Hardianto. Gangguan saluran pencernaan lainnya yang kerap ditemukan adalah kanker usus besar. Menurut dokter spesialis bedah digestif Siloam Hospitals Kebon Jeruk Dr dr Wifanto Saditya Jeo, SpB-KBD, kanker usus besar sering kali tidak menimbulkan gejala di awal. Oleh karena itu, kesadaran akan bahaya kanker usus besar perlu diketahui sejak dini agar bisa dicegah dan ditangani dengan cepat tepat. “Kanker ini berisiko terjadi pada segala usia, baik kelompok muda maupun tua serta bisa menyerang pria dan wanita. Pada kelompok usia muda, biasanya disertai gejala yang lebih buruk,â€ jelas Dokter Wifanto.Gejala awal kemunculan kanker usus besar ditandai dengan adanya benjolan kecil jinak berupa polip, yang dalam perkembangannya bisa bertransformasi menjadi ganas. Gejala lain yang dialami antara lain gangguan buang air besar (BAB) yang mengeluarkan darah, sembelit, atau diare tanpa sebab yang jelas. “Selain itu, sering kali juga diikuti dengan rasa sakit pada perut, mudah lelah, dan menurunnya berat badan,â€ kata Dokter Wifanto. Baik Dokter Hardianto maupun Dokter Wifanto menyarankan untuk menghindari gangguan pencernaan harus menerapkan pola hidup sehat antara lain mengonsumsi makanan bernutrisi atau berserat, kurangi makan daging merah atau olahan, rajin berolahraga, tidak merokok, hindari minuman beralkohol, serta lakukan skrining secara rutin. Keduanya menyarankan apabila mengalami keluhan terkait saluran cerna, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat. (bbs/fjr/kbe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: